Kisah Asal Suku Lamno

Lamno menjadi kampung yang terkenal dengan ciri fisik yang mirip orang Eropa dan berbeda dengan warga Aceh kebanyakan. Lamno terletak di Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam. Banyak warganya yang punya mata biru yang di sebut sebagai anak cucu dari bangsa Portugis, mereka merupakan hasil kawin campur dengan penduduk setempat zaman dahulu kala daftar sbobet. Hingga saat ini Lamno di kenal sebagai “kampung bule”.

Nenek moyang mereka sudah bermukim di Lamno sejak lama. Di kisahkan, pada abad ke-14 sampai ke-16, saat bangsa itu akan mencari rempah ke Indonesia mereka masuk ke Aceh. Para tentara dan pelaut Portugis terdampar di Kerajaan Daya (Aceh). Kerajaan Daya terletak di wilayah Lamno. Karena itu Lamno di kenal sebagai Nanggroe Daya.

Kisah Asal Suku Lamno

Ketika armada Portugis dibawah pimpinan Alfonso Alberqueque hendak menaklukkan kota Malaka pada 1511 Masehi, Raja Portugis mengirimkan pasukan bantuan. Namun pasukan tersebut tidak pernah sampai karena terdampar di pesisir Barat Aceh tepatnya di kota Lamno, Aceh. Mereka kehilangan kontak dengan pasukan induknya di Goa (India), pusat koloni Portugis di Timur Jauh maupun dengan pasukan Portugis di Malaka.

Mereka di tawan oleh Sultan Meureuhom Daya, sekaligus menunggu perbaikan kapal yang rusak. Dulu di hulu Kuala Lam Beusoe, banyak ahli teknik membuat kapal-kapal besar seperti Top, Sekuna, Jong, dan Ghali (kapal perang model kapal perang Spanyol / Portugis), pembuatan meriam dan mesiu untuk keperluan perang dan pengangkutan bahan-bahan perang.

Para tawanan itu di ajari bertani dan bermain Slot Terbaru . Dan juga di perkenalkan dengan adat istiadat dan budaya masyarakat Aceh. Mereka di perbolehkan untuk mempersunting gadis pribumi, tentu setelah memeluk Islam. Marco Polo dalam pelayaran keliling dunia (1292-1295) pernah singgah di kerajaan Daya dan menulis buku tentang kebesaran kerajaan Daya berbaur dengan prajurit Portugis di Lamno. Marco Polo singgah di bagian utara Sumatera itu untuk menunggu angin baik guna meneruskan perjalanan ke barat.

Akan tetapi sungguh di sayangkan setelah bencana tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 jumlah “Bule Lamno” semakin berkurang. Namun fenomena unik tetap menyebar ke mana-mana. Para perempuan dari keturunan Portugis dikenal dengan julukan kondang “Dara Portugis”. Banyak pemuda dari Aceh maupun luar Aceh mencari jodoh ke pesisir Barat, siapa tahu dapat mempersunting “Dara Portugis” tersebut. Begitulah kisah asal suku Lamno.